Carbonyl Chemistry
CHAPTER ~ 3
Carbonyl
Chemistry
A. Organometallic adition
Seperti halnya aldehid dan keton yang
dapat mengalami adisi nukleofilik dengan ion hidrida menghasilkan alkohol,
senyawa ini juga mengalami reaksi yang mirip dengan reagen Grignard
nukleofilik, R:- +MgX. Aldehid akan menghasilkan alkohol
sekunder pada reaksi dengan reagen grignard dalam larutan eter, dan keton akan
menghasilkan alkohol tersier.
Reagen Grignard dimulai dengan
kompleksasi suatu asam-basa dari Mg2+ ke atom oksigen karbonil,
sehingga menyebabkan gugus karbonil menjadi bersifat elektrofil. Adisi
Nukleofilik R:- akan menghasilkan suatu intermediet alkoksida
magnesium tetrahedral dan protonasi oleh adisi dari air atau larutan asam
terlarut dalam tahap terpisah menghasilkan alkohol netral. Seperti halnya
reduksi, adisi Grignard secara efektif bersifat irreversibel karena suatu
karbanion merupakan leaving grup yang buruk untuk dikeluarkan dalam tahap
reversal.
A. Alkylations
Sintesis acetoacetic ester
mampu mengubah suatu alkil halida menjadi suatu metil keton yang memiliki 3
karbon lagi.
Etil
3-oxobutanoat, atau yang biasa disebut etil asetoasetat, atau asetoasetat
ester, sama seperti malonic ester karena hidrogennya diapit oleh dua gugus
karbonil. dimana , senyawa itu bisa dikonversi menjadi bentuk ion enolatnya,
yang bisa dialkilasi oleh rekasi dengan alkil halida. alkilasi kedua juga bisa
dilakukan jika dibutuhkan, karena asetoasetat ester memiliki dua α
hidrogen asam.
Melalui
pemanasan larutan HCl, asetoasetat ester yang telah dialkilasi akan dihidrolisis
menjadi suatu asam Ăź-keto, yang mengalami
dekarboksilasi menghasilkan produk keton. proses dekarboksilasi terjadi dengan
cara yang sama dengan sintesis malonik ester dan emlibatkan keton enol sebagai
produk awal.
B. Michael reaction
Beberapa nukleofilik, seperti amina
mampu bereaksi dengan aldehid a,b-tak jenuh.
reaksi
adisi konjugasi yang sama dapat terjadi ketika suatu ion enolat nukleofil
bereaksi dengan senyawa karbonil a,b - tak jenuh - yang mana proses ini
dinamakan reaksi Michael.
Reaksi Michael yang paling baik adalah
yang terjadi ketika suatu ion enolat stabil seperti yang diturunkan dari suatu
ester b - keto atau senyawa 1, 3 - dikarbonil ditambahkan ke suatu keton yang tidak sterik (tidak terhalang ). sebagai contoh, etil
asetoasetat bereaksi dengan 3-buten-2-one dengan adanya natrium etoksida
menghasilkan produk adisi konjugat.
Reaksi ini terjadi oleh adisi suatu
ion enolat nukleofil sebagai donor ke b karbon dari suatu akseptor karbonil tak
jenuh , berdasarkan mekanisme di bawah ini :
A. Carbonyl condensation reaction
Kondensasi karbonil
terjadi ketika 2 senyawa karbonil bereaksi satu sama lainnya. Ketika
asetaldehid direaksikan dengan basa, maka secara langsung, 2 molekul
berkombinasi membentuk produk aldehida hidroksi yang deikenal dengan aldol.
Reaksi kondensasi akrbonil ini secara
sederhana merupakan kombinasi dari tahao nukleofilik adisi dan tahap a-substitusi.
Ion enolat yang terbentuk dari satu molekul asetaldehid berperan sebagai
nukleofilik dan menambah gugus karbonil dari molekul asetaldehid lainnya.
A. Asymetric synthesis via enolates
Sintesis kiral juga disebut sintesis
asimetris, adalah sintesis yang mempertahankan atau memperkenalkan kiralitas
yang diinginkan. Pada prinsipnya, ada tiga metode yang berbeda untuk
menginduksi asimetri dalam reaksi. Ada dapat berupa satu atau beberapa pusat
stereogenik tertanam dalam merangsang kiralitas substrat dalam reaksi (kontrol
substrat) atau eksternal sumber menyediakan induksi kiral (kontrol reagen).
Dalam kedua kasus yangdiperoleh Stereoselektivitas mencerminkan perbedaan
energi antara transisi diastereomerik dasar. Contoh reaksinya yaitu pada
pembantu imida kiral seperti Evans 'N-acyloxazolidinones yang digunakan untuk
alkilasi asimetris dan asimetrisaldol kondensasi.
B. Ring formation reactions
Dalam reaksi pembentukan cincin pada
senyawa karbonil, salah satunya dikenal reaksi Diels-Alder.
Reaksi di atas dianamakan reaksi
sikloadisi Diels-Alder. dalam reaksi ini membentuk 2 ikatan karbon - karbon dalam
satu tahap dan merupakan metode umum untuk membuat molekul siklik. Dalam reaksi
ini, 2 reaktan bereaksi bersama sama melalui bentuk transisi siklik yang mana
dua ikatan C-C baru terbentuk dalam waktu yang sama.
Reaksi ini terjadi paling cepat jika
senyawa alkena, atau dienophile, memiliki gugus subtituen penarik elektron.
oleh karenanya, etilen sendiri akan berekasi dengan lambat, tetapi propenal,
etil propenoat, benzoquinon , dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi
reaktivitasnya.
Pada semua kasus, ikatan rangap 2
ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif
dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada
substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi,
potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus
penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya
elektron.
pertanyaan :
1. Dari reaksi diels alder diketahui bahwa reaksi lebih cepat terjadi dengan menggunakan propenal dibandingkan dengan etilen. menurut anda apa hal yang mendasari pernyataan tersebut ?
2. pada reaksi Michael antara etil asetoasetat dengan 3-buten-2-one mana yang beritndak sebagai elektrofil akseptor dan mana yang nukleofil donor , serta kira kira apa yang mendasari penggunaan beta-keto ester , beta-diketon,ddl sebagai donor Nu pada reaksi Michael ?
3. kenapa pada beberapa reaksi karbonil (reaksi michael, kondensasi ) menggunakan basa lemah seperti NaOet? apa bisa diganti dengan NaOH ?
Sumber :
McMurry, J. 2010. Organic Chemistry Eight Edition. USA : Cengage Learning.
hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
BalasHapusterimakasih vindi,
BalasHapus1. hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
terima kasih atas materinya, menurut saya jawaban no 1 yaitu disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
BalasHapusApabila digunakan basa kuat dikhawatirkan akan terjadi deprotonasi secara-terus menerus sehingga produk yang diinginkan tidak terbentuk
BalasHapusHayy viinn
BalasHapusMateri yg menarik
Saya akan coba jawan pertanyaan nmr 3
Mengapa digunkan basa lemah hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut.
Trims
saya akan mencoba menjawab pertanyaan pertama, hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
BalasHapusuntuk pertanyaan no 3 Mengapa digunakan basa lemah hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut.
BalasHapusterimakasih pemaparannya
BalasHapushal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
BalasHapus3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
hai vindi, untuk no 1 hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
BalasHapusno 2. etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
BalasHapushai vindi saya akan mencoba jawab pertanyaannya
BalasHapus1. hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh substituen penarik elektron pada propenal, yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen, menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostatik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkanikatan rangkap kurang kaya elektron.
2. etil asetoasetat = elektrofilik akseptor 3-buten-2-one =donor senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3. hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
Menurut saya pertanyaan pertama
BalasHapushal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
Hai vindi. Saya akan menjawab pertanyaan pertama dan ketiga
BalasHapus1. Dari reaksi diels alder diketahui bahwa reaksi lebih cepat terjadi dengan menggunakan propenal dibandingkan dengan etilen. menurut anda apa hal yang mendasari pernyataan tersebut ?
Jawab :
hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
3. kenapa pada beberapa reaksi karbonil (reaksi michael, kondensasi ) menggunakan basa lemah seperti NaOet? apa bisa diganti dengan NaOH ?
jawab :
hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
Materi yang menarik Vindi,
BalasHapus1. hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
Menurut saya hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut.
BalasHapussaya akan menjawab :
BalasHapus1 hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
hai Vindi
BalasHapussaya akan menjawab soal nomor 3
Pada kondensasi, digunakan NaOEt (basa lemah) agar tidak terjadi deprotonasi penuh terhadap keton, namun dapat menghasilkan natrium enolat dari kedua keton tersebut. Jika digunakan basa kuat maka proses deprotonasi akan berlangsung sepenuhnya.
Terimakasih materinya vindi
BalasHapus1 hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
Terimakasih vindi
BalasHapusSaya akan menjawab no 1 dan 3
Menurut saya
1.hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
3.hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
Menurut saya untuk jawaban no. 3 kenapa pada beberapa reaksi karbonil (reaksi michael, kondensasi ) menggunakan basa lemah seperti NaOet hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
BalasHapushai Vindi
BalasHapussaya akan menjawab soal nomor 3
Pada kondensasi, digunakan NaOEt (basa lemah) agar tidak terjadi deprotonasi penuh terhadap keton, namun dapat menghasilkan natrium enolat dari kedua keton tersebut. Jika digunakan basa kuat maka proses deprotonasi akan berlangsung sepenuhnya.
terimakasih atas penjelasan materinya vindy menurut saya
BalasHapus1. hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh substituen penarik elektron pada propenal, yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen, menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostatik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkanikatan rangkap kurang kaya elektron.
2. etil asetoasetat = elektrofilik akseptor 3-buten-2-one =donor senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3. hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
terimakasih materinya..
BalasHapusSaya akan coba jawan pertanyaan nmr 3
Mengapa digunkan basa lemah hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut.
trrimakasihh
hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
BalasHapusTerimakasih materinya vindi
BalasHapus1 hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
Terimakasih vindi,
BalasHapusMenurut saya :
1.hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
2. etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3.hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
hai vindi saya akan mencoba jawab pertanyaannya
BalasHapus1. hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh substituen penarik elektron pada propenal, yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen, menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostatik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkanikatan rangkap kurang kaya elektron.
2. etil asetoasetat = elektrofilik akseptor 3-buten-2-one =donor senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3. hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
terimakasih materinya
BalasHapus1. Dari reaksi diels alder diketahui bahwa reaksi lebih cepat terjadi dengan menggunakan propenal dibandingkan dengan etilen. menurut anda apa hal yang mendasari pernyataan tersebut ?
Jawab :
hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
2. pada reaksi Michael antara etil asetoasetat dengan 3-buten-2-one mana yang beritndak sebagai elektrofil akseptor dan mana yang nukleofil donor , serta kira kira apa yang mendasari penggunaan beta-keto ester , beta-diketon,ddl sebagai donor Nu pada reaksi Michael ?
jawaba :
etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3. kenapa pada beberapa reaksi karbonil (reaksi michael, kondensasi ) menggunakan basa lemah seperti NaOet? apa bisa diganti dengan NaOH ?
jawab :
hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
terima kasih vindi saya akan mencoba menjawab pertanyaan kedua
BalasHapusetil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
:))))))
BalasHapus1.hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
2. etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3.hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
hellow, the aswer is
BalasHapus1.hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
2. etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3.hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
Hi Vindi! Thank you ya for the information. Jawabannya dari pertanyaan diatas untuk no 1 adalah:
BalasHapusHal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
Terimakasih atas materinya kak Vindi.
BalasHapus3. hal itu dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
Menurut saya pertanyaan kakak yqng pertama
BalasHapushal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
Hii kak Vindi..
BalasHapusClaudia akan menjawab soal nomor 3
Pada kondensasi, digunakan NaOEt (basa lemah) agar tidak terjadi deprotonasi penuh terhadap keton, namun dapat menghasilkan natrium enolat dari kedua keton tersebut. Jika digunakan basa kuat maka proses deprotonasi akan berlangsung sepenuhnya.
Pada kondensasi, digunakan NaOEt (basa lemah) agar tidak terjadi deprotonasi penuh terhadap keton, namun dapat menghasilkan natrium enolat dari kedua keton tersebut. Jika digunakan basa kuat maka proses deprotonasi akan berlangsung sepenuhnya.
BalasHapusTerima kasih kak Vindi atas materi yang kakak berikan :)
BalasHapusSejauh yang saya ketahui untuk pertanyaan pertama, hal tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh substituen penarik elektron pada propenal, yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen, menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
terimakasih materinya
BalasHapus1. Dari reaksi diels alder diketahui bahwa reaksi lebih cepat terjadi dengan menggunakan propenal dibandingkan dengan etilen. menurut anda apa hal yang mendasari pernyataan tersebut ?
Jawab :
hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
2. pada reaksi Michael antara etil asetoasetat dengan 3-buten-2-one mana yang beritndak sebagai elektrofil akseptor dan mana yang nukleofil donor , serta kira kira apa yang mendasari penggunaan beta-keto ester , beta-diketon,ddl sebagai donor Nu pada reaksi Michael ?
jawaba :
etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3. kenapa pada beberapa reaksi karbonil (reaksi michael, kondensasi ) menggunakan basa lemah seperti NaOet? apa bisa diganti dengan NaOH ?
jawab :
hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut
terimakasih materinya
BalasHapus1. Dari reaksi diels alder diketahui bahwa reaksi lebih cepat terjadi dengan menggunakan propenal dibandingkan dengan etilen. menurut anda apa hal yang mendasari pernyataan tersebut ?
Jawab :
hal ini disebabkan oleh adanya penggaruh substituen penarik elektron pada propenal , yang mana gugus ini tidak terdapat pada etilen , menjadikannya kurang reaktif dibandingkan propenal. berdasarkan potensial elektrostaik menunjukkan bahwa adanya gugus substituen penarik elektron menyebabkan ikatan rangap kurang kaya elektron.
2. pada reaksi Michael antara etil asetoasetat dengan 3-buten-2-one mana yang beritndak sebagai elektrofil akseptor dan mana yang nukleofil donor , serta kira kira apa yang mendasari penggunaan beta-keto ester , beta-diketon,ddl sebagai donor Nu pada reaksi Michael ?
jawaba :
etil asetoasetat = elektrofilik akseptor
3-buten-2-one = donor
senyawa tsb digunakan untuk membentuk enolat terstabil
3. kenapa pada beberapa reaksi karbonil (reaksi michael, kondensasi ) menggunakan basa lemah seperti NaOet? apa bisa diganti dengan NaOH ?
jawab :
hal ini dikarenakan kekuatan basa dari NaOet sendiri yakni merupakan basa lemah, penggunaan basa lemah akan mengakibatkan deprotonasi sebagian dari karbonil dan menghasilkan ion enolat. Menyebabkan kedua keton dapat berperan sebagai elektrofil aldol dan nukleofil melalui enolat yang terbentuk. lain halnya jika digunakan basa kuat, yang kemungkinan akan mendeprotonasi penuh karbonil tersebut